The Entity

My photo
Kajang, Selangor, Malaysia
Assalamualaikum. Writing all the way from Belgaum, Karnataka, India. Missing Malaysia so much. But everything is just perfectly fine here. India makes people not just live, but SURVIVE. :)

Welcome Message

And remember, it always rain hard for those who deserve The Sun. :)

Friday 26 February 2010

Sunnah Nabi

Maulidur Rasul menjelma lagi. Semalam aku tanya ayah aku

"Papa, masjid ada buat perarakan tak?"


Ayah aku pun jawab,

"Tak. Kami tunda minggu depan hari Ahad"


Aku ingat lagi. Dulu, waktu aku masih bersekolah, aku selalu kene tolong majlis perarakan ni. Maklumlah, dulu di sekolah merangkap anggota PBSM, jadi sekolah selalu panggil kami (anggota PBSM) untuk bertugas di sepanjang jalan perarakan. Yang paling best, kawan baik aku dulu, Chiam Win Nee, pun datang bertugas walaupun dia tak sambut Maulud Nabi. Aku memang kagum dengan dia, begitu juga dengan beberapa kawan aku yang bukan beragama Islam yang lain, terutamanya junior aku di sekolah dulu.

Tapi aku kecewa sebab tak ramai kawan aku yang sama-sama agama Islam, mahu bertugas pada hari maulud Nabi. Kenapa ya? Adakah kerana leceh kene bertugas di bawah terik sinaran mentari? Ataupun, baik duduk rumah makan cekodok sambil tengok perarakan dalam tv?

Haih, takpelah. Aku pun bukannya bagus sangat, kadang-kadang malas jugak nak kene bertugas. Nak jugak relax2 kat rumah. Hahaha. Tapi, maulud nabi ni, istimewa. Bukan istimewa sebab public holiday, tapi istimewa sebab ianya merupakan hari atau tarikh kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Siapakah beliau? Anda yang beragama Islam, jikalau tidak kenal, maka baik anda kembali ke darjah satu. Sebab sejarah Nabi Muhammad ni sejak darjah satu lagi dah belajar. Ada yang kecil2 setahun jagung dah kenal, sebab baca buku sejarah atau sirah Nabi.

Maulud Nabi tidak bermakna sekiranya kita semua hanya menganggap ianya sebagai suatu hari untuk cuti. Sebagai hamba Allah yang lemah, kita boleh menyinarkan Maulud Nabi dengan mengamalkan sunnah baginda yang tidak terkira banyaknya. Tidaklah menjadi kemestian bagi kita untuk mengamalkan semuanya, tapi perkara yang sunnat ini amatlah elok untuk dipraktikkan, kerana boleh dapat pahala. Siapa yang tak nak dapat pahala? Ada ke orang yang nak dosa daripada dapat pahala? Jikalau ada, peliklah orang itu.

Berikut ialah beberapa sunnah yang dapat kita praktikkan dan kalau boleh haruslah dijaga. Contohilah baginda Rasulullah S.A.W dalam setiap perkara yang kita lakukan, agar hidup lebih diberkati. Wallahualam.

Pertama, Tahajjud
kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

Ketiga, jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

Keempat, jaga shalat Dhuha
karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.

Kelima, jaga sedekah setiap hari.
Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Keenam, jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.

Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat.

Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Dzikir, kata Arifin Ilham, adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.

Dzikir merupakan makanan rohani yang paling bergizi,” katanya, dan dengan dzikir berbagai kejahatan seperti narkoba, KKN, dan lainnya dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat hewani yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.






No comments: